Bibit yang semula dibeli seharga Rp. 175,-/ekor dengan ukuran kira-kira seukuran panjang 2cm, pada awalnya di tebar ke kolam mempergunakan kurungan keramba apung sistim "lanting". Setelah usia benih sekitar 1,5 bulan, baru kemudian secara pelan-pelan di lepas ke kolam. Rata-rata ukuran Ikan Nila pada usia 1,5 bulan tersebut adalah sekitar 20 hingga 150 gr /ekor.
Saya akan berbagi sedikit pengalaman mengenai kelemahan dan keuntungan menggunakan keramba sistim "lanting".
"Lanting" adalah kata yang di ambil dari bahasa Suku Ogan yang mungkin juga sebagai kata yang familiar bagi suku-suku lain di Indonesia sebagai rakit bambu. Namun pada keramba sistim lanting ini, penulis menggunakan bambu hanya sebagai alat apung pada sisi tepi waring yang telah dijahit sebagai keramba. Untuk membuat keramba apung "lanting" bagi waring dengan ukuran lebar 2 mtr, tinggi 1,2 mtr & panjang 8 mtr, diperlukan 4 batang bambu yang berukuran panjang sekitar 10 meter dengan diameter sebanding dengan pipa 4", Tali plastik jenis strapping band 1 gulung, kayu panjang 2,5 meter berdiameter 2" sebanyak 3 buah, pisau & gunting seperlunya.
Setelah lanting selesai dirangkai berbentuk kotak persegi panjang sesuai ukuran panjang dan lebar waring, ikat sisi waring pada bambu lanting, pastikan bahwa ikatan sisi atas waring tidak mudah terlepas atau kendur. Beri pemberat pada dasar keramba agar ukuran dasar keramba tidak mudah berubah terbawa oleh arus air (penulis juga meletakkan rangkaian kotak dari bilah bambu pada dasar waring untuk menjaga ukuran dasar waring). Perubahan bentuk dari dasar keramba sangat memungkinkan akan menjadi kerucut jebakan bagi ikan yang dikhawatirkan akan menyebabkan ikan mati. Setelah yakin bahwa keramba lanting telah terpasang dengan baik pada sisi kolam yang arus dan ketinggian airnya di rasa cukup, lakukan pengamatan secara keseluruhan mengenai kemungkinan bibit ikan keluar dari keramba, apabila dirasa kemungkinan tersebut telah diantisipasi baru kemudian pesan bibit ikan dan tebar pada keramba tersebut ( penulis melepas sebanyak 4000 bibit ikan nila pada keramba lanting ukuran tersebut).



Permasalahan pada SISTIM KERAMBA LANTING :
PAKAN : Pada sistim ini kelalaian dalam meberikan pakan tentu akan menyebabkan ikan tidak bisa mencari makanan sendiri, lumut yang berada pada dasar dan tepi kolam tidak bisa dijangkau oleh ikan, memang dinding waring keramba sangat mungkin untuk ditumbuhi lumut, tetapi jumlahnya pasti sangat minim. Sehingga pemberian pakan ikan harus dipenuhi secara maksimal, pemberian pelet 2 kali sehari (pagi & sore) dengan perbandingan minimal 1% bobot pelet dari total bobot bibit ikan setiap kali pemberian pelet ditambah pemberian dedaunan sayur ( daun ubi, talas, sawi, kubis atau daun pepaya) sebagai pakan tambahan. Waktu pemberian, jenis dan bobot sayur yang diberikan harus sesuai dengan pengamatan, sehingga sayur yang diberikan tidak terlalu banyak yang sekedar membusuk yang tentu akan mencemari air kolam. Pembusukan sayuran pada ukuran yang tepat, sebenarnya tetap akan dikonsumsi oleh ikan, karena pelepah daun sayuran telah lembut sehingga mampu dimakan. Selain itu juga sebagai perangsang tumbuhnya lumut pada dinding dan dasar keramba.
PEMANGSA & PESAING : Ular, Biawak, Ikan Gabus, Ikan Lele, Ikan Baung dan berbagai pemangsa anak ikan yang lain sangat mungkin untuk terjebak didalam keramba. Juga harus dipantau kondisi lingkungan agar pemangsa ikan sejenis burung tidak berada didekat kolam. Selain pemangsa, ikan nila juga memiliki pesaing berupa ikan liar seperti seluang, sepat, lambak dan ikan lain. Keberadaan ikan liar didalam keramba akan menjadi pesaing didalam memperebutkan makanan. Sehingga dibutuhkan ketelatenan untuk terus memantau kondisi didalam dan diluar keramba. Keteledoran dalam memantau kondisi ini sangat mungkin menjadi penyebab berkurangnya jumlah ikan secara drastis atau menjadi penyebab ikan tidak mendapat asupan pakan yang pas yang bisa mengakibatkan ikan menjadi tetap kerdil.
BIBIT IKAN KELUAR KERAMBA : Kondisi ini sangat mungkin akan terjadi apabila waring mengalami perenggangan atau sobek, penyebabnya tergantung kondisi kolam masing-masing. Selain itu, sisi atas waring yang kendur sehingga sejajar dengan atau berada dibawah permukaan air bisa juga menjadi penyebab ikan keluar keramba. Penulis juga menemukan Bibit Ikan yang meloncat dan kebetulan arah loncatan menuju arah luar keramba, bahkan beberapa bibit ikan ditemukan mati diatas bambu akibat meloncat, namun ternyata tidak berlabuh ke air. Untuk mengatasi kondisi ini, bisa diatasi dengan membuat atap dari waring dengan lebar sekitar 20-30 cm, atap ini cukup dipasang dengan diikat pada bambu disisi waring dan pada arah tengah keramba dibuat agak kendur, sehingga bila ada bibit yang meloncat, secara otomatis sangat besar kemungkinan akan terjatuh kembali kedalam keramba.
Apabila kondisi-kondisi diatas dapat ditangani secara maksimal, maka sangat besar kemungkinan bibit ikan akan membesar secara normal dengan tingkat kematian dan kehilangan yang rendah. Namun sangat banyak faktor-faktor lain yang saling mempengaruhi dan pada akhirnya semuanya tetap bergantung kepada rizki yang Allah SWT tetapkan kepada kita.
Karena Allah Ta’ala berfirman (diambil dari artikel 'Memahami Allah Maha Pemberi Rizki — Muslim.Or.Id' ) :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73)
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Selamat mencoba dan saling berbagi pengalaman.!