Dikutip
dari buku Sejarah Ka’bah karya Prof Dr Ali Husni Al Kharbuthli.
Suatu
hari Nabi Ibrahim merasa rindu dan ingin melihat putranya, Nabi Ismail.
Kemudian, dia meminta izin kepada istrinya, Sarah bahwa akan pergi menemui
anaknya tersebut.
Sarah pun mengizinkan Nabi Ibrahim menemui Nabi Ismail. Setibanya di rumah Ismail, Nabi Ibrahim tidak bertemu anaknya karena sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim mengetuk pintu, Al Juda keluar menemuinya. "Di mana suami mu?," tanya Ibrahim,
Maka Ismail menceraikan istrinya tersebut. Dia
kemudian menikah lagi dengan gadis lain bernama Samah binti Muhalhil. Ternyata Samah lebih baik dari pada Al Juda. Dia
begitu menghormati bapak mertuanya kala datang ke rumah untuk menemui Ismail. "Di mana suami mu?," tanya Ibrahim. "Dia sedang berburu dan sebentar lagi akan
kembali insya Allah, maka turunlah semoga Allah merahmatimu," jawabnya. Ibrahim kembali bertanya kepada sang menantu
"Apakah engkau menerima tamu,". "Iya," jawab istri Ismail. "Apakah engkau mempunyai roti, gandum atau
kurma?,". Istri Nabi Ismail kemudian mengambil daging dan
susu. Lantas Nabi Ibrahim mendoakan keberkahan untuk kedua makanan tersebut.
Seandainya wanita itu membawakan roti, gandum dan
kurma, niscaya di bumi Allah ini akan tumbuh lebih banyak gandum dan kurma.
Dari kisah di atas menggambarkan bahwa sudah
selayaknya seorang menantu menyayangi dan menghormati mertua sebagai orang tua
sendiri. Jangan sampai ada perilaku yang menyinggung atau menyakiti hati
mereka. Hormati mereka seperti kamu menghormati orang tua sendiri.