Logo Google "Hari Guru" |
Pagi-pagi membuka browser Google Chrome langung disuguhi dengan logo
Google yang sepintas seperti huruf-huruf yang ditulis oleh anak-anak yang baru
belajar menulis, setelah diperhatikan dengan seksama aneka huruf tersebut juga
dihiasi dengan animasi alat-alat belajar mengajar seperti meja guru, papan
tulis, buku, alat olahraga, kapur tulis serta peralatan pelajaran kesenian.
Awalnya belum begitu mengerti dengan tujuan logo baru tersebut, dan
setelah membaca bebarapa artikel baru ingat bahwa hari ini adalah hari guru. Ternyata
Google pun ikut memperingati Hari Guru melalui logo tadi…. Jadi ingat
pengalaman beberapa tahun silam, saat masih belajar jadi guru.
Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk
upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru,
kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Setiap
tahun, 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hal itu ditetapkan
oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78
Tahun 1994. Namun, ada sejarah panjang hingga akhirnya 25 November terpilih
sebagai Hari Guru Nasional. Selain Hari Guru Nasional, 25 November 1945 juga
ditetapkan sebagai hari lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
PGRI diawali dengan nama Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Organisasi ini bersifat unitaristik yang
anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik
sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya
bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan
itu, maka selain PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan,
kebangsaan, dan sebagainya.
Dua dekade
berselang, nama PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan
ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan
semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata
“Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Kesadaran kebangsaan dan semangat
perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan
persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah
Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke
tangan orang Indonesia.
Semangat
perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita
kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi
perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak
menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Sayang, pada zaman pendudukan Jepang
segala organisasi dilarang dan sekolah ditutup sehingga PGI tidak dapat lagi
melakukan aktivitas. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar
PGI untuk menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945 di
Surakarta. Di dalam kongres inilah, tepatnya pada 25 November 1945, PGRI
didirikan
Melalui
kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan
tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku,
sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang
aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Selamat
Hari Guru.